Membuat Resolusi Untuk Tahun Depan

Tanpa terasa tahun 2017 sudah akan berakhir hanya dalam hitungan hari. Pertanyaannya adalah, seberapa sukses anda menjalani tahun ini? Apakah sudah sesuai dengan rencana/resolusi yang anda susun di tahun lalu? Berapa % target yang berhasil anda capai?

Survey kecil-kecilan saya membuktikan, sebagian besar orang gagal memenuhi resolusi mereka, dalam bidang apapun. Baik itu resolusi untuk menjadi lebih kurus, resolusi untuk berhenti merokok, resolusi untuk ingin rutin berolahraga, resolusi ingin mulai menabung atau berinvestasi, resolusi ingin memulai bisnis, resolusi ingin mengalami kenaikan pangkat, dan resolusi-resolusi lainnya.

Pertanyaannya adalah, mengapa kebanyakan orang gagal memenuhi resolusi dan target tahunan mereka?

Jawabannya adalah karena mereka kurang cermat dalam menyusun resolusi yang baik. Dalam merencanakan resolusi atau target, ada 5 hal penting yang wajib anda ikuti. Yaitu SMART.

S = Specific (Spesifik)

Dalam menyusun target atau resolusi, anda harus membuat resolusi sespesifik mungkin. Hindari membuat resolusi secara global tanpa arah dan tujuan yang jelas. Dengan target yang spesifik, akan membuat anda lebih mudah dalam mencapainya karena anda sudah punya gambaran jelas langkah-langkah apa saja yang perlu diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

Contoh resolusi yang tidak spesifik : “saya ingin lebih kurus”, “saya ingin lebih banyak berolahraga”, “saya ingin lebih kaya”.

Contoh resolusi yang lebih spesifik : “Saya ingin berat badan saya berkurang 0,5 kilogram setiap bulan tahun depan, hingga di akhir tahun total berat badan saya berkurang 6 kilogram”, “saya ingin rutin melakukan lari pagi seminggu sekali setiap hari minggu”, “saya ingin bisnis saya menghasilkan profit 30% lebih besar di tahun depan dengan memperbaiki kinerja marketing”.

Anda bisa bandingkan dari contoh diatas, dengan resolusi/target yang lebih spesifik, akan memberikan anda gambaran dan pola akan langkah yang harus dilakukan agar supaya resolusi anda bisa tercapai.

M = Measurable (Dapat Diukur)

Kesalahan lain yang sering dilakukan saat membuat target yaitu menentukan target yang tidak bisa ataupun sulit untuk diukur. Dengan memiliki target yang tidak terukur, tentunya sulit bagi kita untuk mencapainya. Dan walaupun mungkin sudah tercapai, kadangkala kita akan dilanda kebingunan apakah target tersebut sudah tercapai atau belum karena kita sendiri tidak bisa mengukurnya.

Contoh target yang tidak Measurable : “Saya ingin bekerja lebih rajin”, “saya ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama keluarga”, “saya ingin punya tabungan lebih banyak”.

Dari contoh ini bisa dilihat bahwa sangat sulit mengukur apakah anda sudah bekerja lebih rajin ataupun sudah menghabiskan waktu bersama keluarga lebih banyak. Karena tidak ada nilai ukuran yang pasti. Seringkali anda akan dilanda kebingunan apakah target saya tersebut sudah tercapai atau belum karena hanya akan berlandaskan feeling.

Maka untuk itu, mari kita coba rubah agar target tersebut lebih Measurable : “Saya tidak boleh telat datang bekerja, dan harus sampai dikantor jam 7 pagi”, “Saya harus menghabiskan waktu bersama keluarga setiap hari sabtu dan minggu, dan sebulan sekali saya akan berlibur keluar kota bersama keluarga”, “Saya harus mempunyai tabungan di bank sebesar 100 juta diakhir tahun depan”.

Dengan target yang lebih dapat terukur, akan lebih mudah bagi anda untuk mengetahui apakah anda berada on the track ataupun meleset dari target anda.

A = Achievable (Bisa Diraih)

Terkadang, ada orang yang menentukan target/resolusi mereka yang terdengar mustahil dan tidak mungkin bisa diraih. Dengan menentukan target yang tidak achievable, tidak hanya anda akan sulit untuk meraih target tersebut, anda juga ditengah jalan akan putus asa setelah menyadari bahwa target anda tidak akan bisa diraih sehingga bisa meredupkan semangat anda.

Contoh target yang tidak Achievable = “Saya ingin mempunyai uang 1 miliar tahun depan”

Apabila anda merupakan seorang karyawan dengan penghasilan misalnya 5 jutaan sebulan, tentu saja target diatas tidak achievable. Maka untuk itu perlu dirubah, misalkan menjadi = “saya ingin mempunyai tabungan 30 juta di tahun depan”.

R = Realistic (Realistis)

Realistis sangat mirip dengan achievable, namun untuk membuat target yang bersifat realistis adalah anda harus membreak down resolusi anda untuk kemudian menentukan apakah resolusi tersebut realistis atau tidak. Sebisa mungkin, faktor-faktor penyebab target anda menjadi realistis perlu dicantumkan sebagai sub target / resolusi anda.

Menggunakan contoh sebelumnya, misalkan anda memiliki penghasilan 5 juta perbulan, dan mempunyai target ingin memiliki tabungan 30 juta diakhir tahun depan. Maka anda harus membreak down hitungan itu menjadi 30 juta / 12 = 2,5 juta sebulan. Dan menambahkannya di resolusi anda menjadi “Saya harus menabung 2,5 juta setiap bulan tahun depan hingga pada akhir tahun saya memiliki tabungan sebesar 30 juta rupiah”.

 

T = Timely (Memiliki Batasan Waktu)

Target yang baik harus memiliki batasan waktu kapan target tersebut harus dicapai. Tentunya untuk sebuah resolusi awal tahun, waktu yang dijadikan batasan yaitu hingga tahun tersebut berakhir. Dengan kata lain apabila anda menyusun suatu target untuk tahun 2018, maka diakhir desember 2018 target anda tersebut harus sudah tercapai.

Selamat Datang di Blog Pribadi Saya

This is the excerpt for your very first post.

Selamat datang di blog pribadi saya. Meskipun tidak akan terlalu sering, namun saya akan mengupayakan untuk sebisa mungkin menyempatkan untuk menulis segala sesuatu di blog ini yang bisa bermanfaat bagi anda para pembaca setia. Jangan lupa untuk follow blog ini untuk tidak ketinggalan postingan-postingan baru dari saya.

Selamat Membaca.